Gempa Bumi dan Macamnya
Pengertian dan Macam Macam Gempa
Bumi
Gempa bumi adalah pergerakan tanah secara tiba-tiba yang
terjadi di bumi hingga menimbulkan getaran yang dinyatakan dalam skala
richter. Secara umum, gempa bumi dibedakan menjadi beberapa bagian
berdasarkan faktor utama penyebab terjadinya gempa tersebut, yaitu:
1.
Gempa
Tektonik. Ini
merupakan tipe gempa yang paling sering terjadi dan yang paling banyak
menimbulkan kerusakan bahkan korban jiwa. Gempa ini terjadi akibat dari
pergerakan lempeng tektonik bumi yang terjadi secara tiba-tiba, sehingga
menimbulkan getaran hingga dipermukaan bumi. Pada gempa tektonik, tidak semua
bagian pada permukaan bumi ini berpotensi terjadi gempa tersebut, melainkan
lebih sering terjadi pada daerah atau wilayah pertemuan antara lempeng tektonik
bumi baik didarat ataupun dilautan. Lempeng tektonik bumi memang selalu
berberak (30mm - 70mm per tahun) dan apabila lapisan batuan atau tanah yang
terdapat pada kerak bumi sudah tidak dapat menahan pergerakan tersebut, maka
akan terjadi slip dan patahan sehingga energi yang besar akibat tumbukan dari
lempeng tersebut terlepas secara tiba-tiba. Akibat dari hal tersebut akan
terjadi getaran hingga kepermukaan bumi, dan apabila getaran tersebut terjadi
dalam sekala besar, maka dampaknya akan sangat merusak terutama pada
bangunan-bangunan dan juga dapat menimbulkan korban jiwa. Dan ada efek lain
yang dampaknya juga sangat besar dari gempa type ini, yaitu Tsunami.
Apabila gempa ini terjadi dilautan, pergerakan tanah yang terjadi secara
tiba-tiba didasar laut dapat menyebabkan air laut bergejolak dan menimbulkan
gelombang besar dipantai yang dapat memiliki ketinggian hingga puluhan meter.
2.
Gempa
Vulkanik. Sesuai dengan namanya, gempa ini
terjadi akibat dari aktivitas gunung berapi, walaupun hal ini jarang terjadi
dan apabila terjadi skala dari gempa ini tidak sebesar gempa tektonik. Apabila
sebuah gunung berapi mengalami peningkatan aktivitas hingga terjadi letusan,
pergerakan magma pada perut bumi disekitar gunung tersebut akan mengalami
peningkatan dan hal inilah yang menyebabkan getaran-getaran pada tanah yang
disebut gempa vulkanik. Seperti halnya gempa tektonik, gempa
ini dapat terjadi hanya dibeberapa bagian bumi yang disekitarnya terdapat
gunung berapi aktif (daerah ring of fire).
3.
Gempa
longsoran. Gempa bumi ini terjadi apabila
terjadi longsoran tanah atau tebing didaerah pegunungan atau perbukitan dan
sangat jarang terjadi. Walaupun skala gempa ini kecil, namun gempa ini dapat
terjadi di daerah manapun yang wilayahnya berbukit dan memiliki struktur tanah
yang labil. Tsunami juga dapat terjadi akibat dari gempa ini, yaitu apabila
longsoran dari gunung, bukit ataupun tebing terjadi dilaut. Hal ini pernah
terjadi di Indonesia saat gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Letusan
gunung tersebut sangat besar sehingga mengakibatkan longsoran yang besar dari
gunung tersebut. Karena gunung tersebut berada ditengah laut, maka material
longsoran tersebut jatuh ke laut dan mengakibatkan air laut bergejolak dan
menimbulkan tsunami setinggi 30-36 meter dipesisir Jawa bagian barat dan
Sumatra bagian selatan dan tercatat lebih dari 30.000 nyawa manusia melayang
akibat bencana tersebut.
4.
Gempa
Tumbukan. Batu meteor besar yang jatuh di
daratan di permukaan bumi juga dapat menimbulkan gempa bumi. Hal ini sangat
jarang terjadi dan apabila memang terjadi, efek kerusakan yang ditimbulkan
dapat sangat besar tergantung dari besar batu meteor yang jatuh tersebut.
Selain beberapa penyebab diatas, gempa bumi juga dapat
terjadi akibat dari ulah manusia. Gempa bumi ini antara lain gempa akibat dari
ledakan bahan peledak (bom) yang sengaja diledakkan sehingga menimbulkan gempa
bumi.
Di bawah ini merupakan beberapa macam gempa bumi:
1)
Tektonisme
Seperti
telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh
adanya gerakangerakan di kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan
tegak. Gerakangerakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang
menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang
termasuk dalam struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan
retakan.
Pelengkungan: lapisan kulit bumi yang semula
mendatar jika mendapat tekanan vertikal akan membentuk struktur melengkung.
Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut kubah (dome) dan dapat
mengarah ke bawah yang disebut basin.
Lipatan: lapisan kulit bumi yang mendapat
tekanan arah mendatar akan membentuk lipatan. Punggung lipatan disebut
antiklinal. Lembah lipatan disebut sinklinal.
Patahan: terjadi karena adanya tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal
maupun vertikal pada kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan merupakan daerah
yang rawan gempa karena rapuh. Patahan sering disebut juga sesar.
Retakan: terjadi karena gaya regangan yang menyebabkan batuan
menjadi retakretak.
2)
Vulkanisme
Vulkanisme
merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya magma ke
permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada
gunung api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai permukaan bumi,
proses ini disebut intrusi magma. Jika magma sampai di permukaan bumi, proses
ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi disebut
lava.
Proses
vulkanisme menghasilkan berbagai bentuk muka bumi antara lain:
(1)
kawah, lubang berbentuk mangkuk di puncak gunung api
(2)
kaldera, hasil letusan gunung api yang berbentuk seperti kawah tetapi berukuran
jauh lebih besar. Karena besar, pada sebuah kaldera dapat terbentuk danau,
emisi gas, mata air panas, dan gunung api corong kecil
(3)
berbagai bentuk gunung api.
Intrusi
magma menghasilkan bentukan-bentukan berikut.
(1)
Retas (sill), magma yang membeku di antara dua lapisan batuan yang ada di dalam
bumi berupa batuan beku.
(2)
Lakolit, bentuk cembung ke atas tetapi datar di bawah akibat magma yang menekan
ke atas di antara dua lapisan batuan sedimen.
(3)
Gang atau korok, bentukan tipis dan panjang memotong lapisan litosfer secara
vertikal atau miring yang berasal dari magma yang membeku ketika berusaha
menerobos batuan sedimen.
(4)
Batholit, magma yang membeku jauh di dalam bumi.
3)
Seisme
Bila
tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu
menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya.
Gayangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme.
Getaran yang dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut dapat besar
maupun kecil. Besar kecilnya kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar
kecilnya gempa tersebut.
a)
Klasifikasi Gempa
Gempa
dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa
bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut.
(1)
Gempa tektonik:
terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga
tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang merambat
sampai ke permukaan bumi.
(2)
Gempa vulkanik:
terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya dapat
dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan
beberapa saat setelah letusan.
(3)
Gempa runtuhan atau longsoran:
terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh. Getaran yang
dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang
runtuh.
Menurut
bentuk episentrumnya, ada dua jenis gempa.
(1)
Gempa sentral:
episentrumnya berbentuk titik.
(2)
Gempa linear:
episentrumnya berbentuk garis.
Menurut
kedalaman hiposentrumnya, ada tiga jenis gempa.
(1)
Gempa bumi dalam:
kedalaman hiposenter lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi.
(2)
Gempa bumi menengah:
kedalaman hiposenter berada antara 60-300 km di bawah permukaan bumi.
(3)
Gempa bumi dangkal:
kedalaman hiposenter kurang dari 60 km.
Menurut
jaraknya, ada tiga jenis gempa.
(1)
Gempa sangat jauh: jarak episentrum lebih dari 10.000 km.
(2)
Gempa jauh: jarak episentrum sekitar 10.000 km.
(3)
Gempa lokal: jarak episentrum kurang 10.000 km.
Menurut
lokasinya, ada dua jenis gempa.
(1)
Gempa daratan: episentrumnya di daratan.
(2)
Gempa lautan: episentrumnya di dasar laut. Gempa jenis inilah yang menimbulkan
tsunami.
b)
Pengukuran Gempa Bumi
Getaran
gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran itu berupa
gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga terjadi rambatan
getaran di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang. Jadi, gelombang gempa
dapat dibedakan atas:
(1) gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik
(1) gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik
(2)
gelombang sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di permukaan
bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik
(3)
gelombang panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan lebih
lambat
c)
Kekuatan Gempa
Kerusakan
yang ditimbulkan oleh gempa bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain kekuatan gempa, letak hiposentrum, struktur
tanah, dan struktur bangunan.
Kekuatan gempa (magnitude) diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang dihasilkan. Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain Skala Omari, Skala Richter, Skala Cancani, dan Skala Mercalli.
Kekuatan gempa (magnitude) diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang dihasilkan. Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain Skala Omari, Skala Richter, Skala Cancani, dan Skala Mercalli.
Tips Menghadapi Gempa Bumi
1.
Jika berada di dalam rumah: Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuhmu
dari jatuhan benda-benda. Jika kamu tidak memiliki meja, lindungi kepalamu
dengan bantal. Jika kamu sedang menyalakan kompor, matikan segera untuk
mencegah terjadinya kebakaran.
2.
Jika berada di luar rumah: Lindungi kepalamu dan hindari benda-benda berbahaya.
Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya
kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepalamu dengan menggunakan tangan,
tas atau apa pun yang kamu bawa.
3.
Jika kamu berada di mall, bioskop, atau di lantai dasar gedung: Jangan
menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari
pegawai atau satpam.
4.
Jika kamu berada di dalam lift: Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi
atau kebakaran. Jika kamu merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam
lift, tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya
dan mengungsilah. Jika kamu terjebak dalam lift, hubungi petugas gedung dengan
menggunakan interphone jika tersedia.
5.
Jika kamu berada di dalam kereta api: Berpeganganlah dengan erat pada tiang
sehingga kamu tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak.
Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti
terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
6.
Jika kamu berada di dalam mobil: saat terjadi gempa bumi besar, kamu akan
merasa seakan-akan roda mobil tersebut gundul. Sopir akan kehilangan kontrol
terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil
di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus
mengungsi, keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
7.
Jika kamu berada di gunung/pantai: Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas
gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang
dari tsunami. Jika kamu merasakan getaran dan tandatanda tsunami tampak,
cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
8.
Dengarkan informasi: Saat gempa bumi besar terjadi,
masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali
setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang
benar. Kamu dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi,
atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
Dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar