PETA
PETA
A.
PENGERTIAN PETA
Ketika kamu menggambar “peta desa”
menurut imajinasimu, gambar peta desa itu tentu kamu bayangkan lebih dahulu di
dalam otak. Bayangan “peta desa” beserta letak rumah, balai desa, jalan-jalan,
lapangan sepak bola dan lain-lain yang masih di dalam otak disebut peta mental.
Obyek yang terbayang pada peta mental hanya yang penting-penting saja sesuai
dengan kebutuhan. Hal yang sama juga terjadi ketika kamu
diminta untuk membuat rute perjalanan dari rumah ke sekolah.
Peta mental akan mudah dijelaskan
kepada orang lain bila diwujudkan dalam bentuk gambar nyata, yang berupa
sketsa. Namun sketsa bukanlah peta. Apabila obyek yang digambar dalam sketsa
diletakkan pada posisi keruangan seperti kenampakan aslinya dengan menggunakan
skala, barulah disebut peta Jadi, peta adalah gambaran kenampakan muka bumi
pada bidang datar dengan menggunakan skala tertentu. Gambar peta merupakan
gambaran kenampakan muka bumi yang diperkecil dari kenyataan sebenarnya dan
digambarkan dalam bentuk simbol.
1. Jenis Peta
Jika kita amati peta-peta yang di
jual di toko buku, ternyata terdapat bermacam-macam peta. Ada peta yang isinya
menggambarkan berbagai macam kenampakan muka bumi, seperti relief, jalan raya,
sungai, waduk, persawahan, perkebunan, permukiman, pelabuhan, dan lain-lain.
Peta semacam ini disebut peta umum.
Termasuk dalam kelompok peta umum
adalah peta ihtisar (peta dunia, peta indonesia peta kalimantan dan sebagainya)
dan peta topografi . Berdasarkan skalanya, peta dibedakan:
1) Skala besar = > 1 : 25.000
2) Skala menengah = 1 : 25.000 s/d 1
: 250.000
3) Skala kecil = 1 : 250.000 s/d 1 :
1.000.000
4) Skala kadaster = < 1 :
1.000.000
Di samping itu, ada peta yang
sengaja disusun untuk keperluan transportasi darat, laut dan udara yang sangat
berguna bagi pilot, sopir, nahkoda, atau navigator. Peta semacam ini disebut
chart. Yang termasuk jenis chart adalah peta jalan, peta pelayaran, dan peta
penerbangan. Di samping itu ada peta yang sengaja disusun untuk keperluan
transportasi darat, laut dan udara yang sangat berguna bagi pilot, sopir,
nahkoda, atau navigator. Peta semacam ini disebut chart. Yang termasuk jenis
chart adalah peta jalan, peta pelayaran, dan peta penerbangan. Kecuali itu ada
peta yang hanya menggambarkan suatu obyek atau satu jenis kenampakan di muka
bumi. Peta semacam ini disebut peta tematik (peta khusus).
Contoh peta tematik:
(1) peta persebaran penduduk;
(2) peta arus laut, dan
(3) peta angin muson di Indonesia.
2. Bentuk Peta
Peta yang kita pelajari di atas
adalah peta dua dimensi. Peta dua dimensi berupa peta datar, seperti peta yang
biasa kamu lihat pada atlas dan peta dinding. Peta dua dimensi dapat juga
dibuat di atas papan atau kain atau kaca. Di samping itu ada pula peta yang
dibuat dalam bentuk tiga dimensi, yaitu gunung dibuat menonjol ke atas, dataran
rendah dibuat rata, danau atau rawa dibuat cekung dan lebih rendah dari daerah sekitarnya.
Peta semacam ini disebut peta timbul atau peta relief. Peta timbul biasanya
dibuat dari plastik, atau dibuat sendiri dengan menggunakan bubur kertas atau
serbuk gergaji. Peta relief sangat penting bagi Saudaramu yang tuna netra.
3. Manfaat Peta
3. Manfaat Peta
Peta dapat dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan, yaitu:
a. Mengetahui jarak satu tempat
dengan tempat lainnya. Dengan jarak antara tempat yang menggunakan skala peta,
kalian dapat menghitung satu dengan tempat lainnya di muka bumi.
b. Mengetahui arah suatu tempat.
Contoh: dengan peta Kawasan ASEAN , kita dapat mengetahui bahwa Negara
Indonesia berada disebelah selatan Negara Filipina. Negara Brunei Darussalam
berada di sebelah utara Kalimantan. Pulau Sulawesi berada di sebelah timur
Pulau kalimantan.
c. Peta dapat digunakan untuk
menjelaskan kondisi lingkungan suatu tempat. Contoh: melalui peta dapat
diketahui suatu wilayah berada di daerah tropis, daerah kutub, atau daerah
sedang. Dengan mengetahui bahwa Antartika berada di Kutub Selatan kita dapat
mengungkapkan bahwa di tempat itu suhu udaranya sangat dingin dan dimana-mana
terdapat tumpukan salju. Melalui warna pada peta kita juga dapat mengetahui
suatu wilayah berupa daerah datar atau bergunung-gunung. Contoh: pada peta rupa
bumi, daerah dataran rendah digambar dengan warna hijau dan daerah pegunungan
digambar dengan warna coklat.
d. Melalui peta tematik kita dapat
memperoleh data. Contoh: dari peta kepadatan penduduk kita dapat memperoleh
data provinsi-provinsi mana saja yang penduduknya masih jarang dan provinsi
mana yang penduduknya sangat padat. Dari peta hasil tambang, data apa yang bisa
diperoleh?
e. Melalui peta orang dapat
memperkirakan kemungkinan usaha yang dilakukan. Bila kalian akan membuka usaha
pertambakan maka lokasi (tempat) usaha yang dipilih adalah di tepi laut. Bila
kita ingin membuka usaha kebun bunga, maka tempat usaha yang dipilih adalah
daerah pegunungan. Tempat semacam itu hanya dapat diketahui melalui peta.
B. UNSUR-UNSUR PETA
1. Judul Peta
Setiap peta harus mencantumkan judul
peta. Pada peta umum judul ini menunjukkan wilayah yang tergambar pada peta,
misalnya: Pulau Kalimantan, Propinsi Sumatera Selatan, Propinsi Jawa Timur, dan
sebagainya. Sedangkan untuk peta tematik, judul selain menyebutkan wilayah yang
digambar juga mencantumkan tema yang digambarkan. Contoh: Peta Kepadatan
Penduduk Sumatera Utara, Peta Hasil Tambang Kalimantan Timur dan Peta Hutan di
Kalimantan Barat,
2. Skala Peta
Skala adalah perbandingan antara
jarak dua buah titik (tempat) di peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan.
Skala merupakan bagian yang sangat penting dalam peta, oleh karena itu skala
harus tercantum pada peta.
Hanya dengan bantuan skala orang
dapat memperoleh ukuran jarak, dan luas wilayah dari peta yang bersangkutan.
Skala dapat berujud skala angka maupun skala grafis.
a. Skala Angka (numeric)
Seperti telah diungkapkan di muka
bahwa peta merupakan gambaran obyek atau kenampakan muka bumi yang diperkecil
dari kenyataan sebenarnya dengan menggunakan skala. Apabila Pulau Sumatera
digambar sesuai dengan kenyataan aslinya maka dibutuhkan kertas seluas Pulau
Sumatera. Bila seluruh kenampakan muka bumi digambar sama besar dengan
kenyataan sebenarnya maka akan dibutuhkan kertas yang luasnya sama dengan luas
muka bumi. Soal Latihan Di Kantor Kelurahan terdapat Peta Kelurahan dengan
skala 1 :100.000. Jarak kantor kelurahan dan Puskesmas 5 cm. Berapa kilometer
(km) jarak sesungguhnya kedua kantor tersebut? Cara Penyelesaian: - Mula-mula
ubah dulu angka skala menjadi perbandingan matematik. Skala 1 : 100.000 1 cm :
100.000 cm - berati jarak di peta 1 cm = 100.000 cm pada jarak sebenarnya
sehingga jarak di peta 1 cm = 1 km pada jarak sebenarnya Jadi jarak kantor
kelurahan dan Puskesmas adalah 5 km.
b. Skala garis (grafis)
Skala garis merupakan skala yang
menggunakan ruas garis sebagai pembanding jarak.
Dari contoh tersebut artinya jarak satu ruas pada peta sebanding dengan 1 km di
lapangan. Bagaimana cara menggunakan skala grafi k? Penggunaan skala grafi k
justru lebih mudah dari pada skala angka. Contoh: sebuah peta tertera skala
grafi k 1 cm = 1 km. Berarti jarak 1 cm di peta itu sama dengan 1 km pada jarak
sebenarnya. Bila Kota P dan Kota Q di peta itu berjarak 6 cm, maka jarak kedua
kota itu adalah 6 km.
3. Orientasi Peta
Orientasi peta adalah petunjuk arah
pada peta. Orientasi umumnya digambar dengan anak panah tegak ke atas dan pada
ujungnya dibubuhi huruf U. Maksudnya sisi atau bagian atas peta adalah arah
utara. Dengan demikian sisi kanan peta adalah timur, sisi kiri peta adalah
barat dan sisi bawah peta adalah selatan. Sisi atas peta adalah utara.
4. Legenda
Legenda adalah keterangan peta.
Legenda berbeda dengan simbol peta. Perbedaannya adalah: simbol letaknya di
dalam muka peta, dan gunanya untuk menggambarkan unsur atau obyek muka bumi.
Sedangkan legenda, letaknya di luar muka peta dan gunanya memberi keterangan
tentang arti simbol. Oleh karena itu setiap peta perlu dilengkapi dengan
legenda, karena merupakan kunci untuk memahami simbol yang tergambar di dalam
muka peta. Istilah lain dari legenda adalah keterangan atau petunjuk.
5. Grid peta (garis lintang dan garis bujur)
Pada peta perlu dicantumkan besaran
derajat garis lintang dan garis bujur (grid peta). Hal ini untuk mengetahui
letak suatu tempat atau kedudukan geografisnya di permukaan bumi. Contoh : Kota
Merauke terletak pada 8° LS dan 140 ° BT. Artinya Kota Merauke terletak pada 8°
Lintang Selatan dan 140 ° Bujur Timur.
Grid pada peta diambil dari grid yang ada pada globe. Grid tersebut berupa garis lintang dan garis bujur. Garis vertikal adalah garis bujur atau garis meredian sedang garis horisontal adalah garis lintang.
C. INFORMASI GEOGRAFIS DARI
PETA
Seperti telah kalian pelajari bahwa
peta merupakan gambaran obyek atau kenampakan muka bumi yang dapat memberikan
berbagai informasi. Untuk dapat memperoleh informasi dari peta, maka kalian
perlu mengetahui bahasa peta. Bahasa peta adalah informasi tepi yang terdapat
dalam peta, termasuk keterangan atau legenda. Dengan mengetahui bahasa peta,
kalian tidak akan mengalami kesulitan memahami makna dari obyek yang tergambar
dalam peta. Informasi lainnya yang diperoleh dari peta adalah: (a) jarak, (b)
arah, (c) lokasi, (d) luas, dan (e) ketinggian.
a. Jarak
Untuk dapat mengetahui jarak dua
tempat pada peta diperlukan skala peta. Contoh: Berapa jarak Kota P dan Kota Q
di lapangan jika jarak pada peta 5 cm dan skala peta 1 : 100.000 Skala 1 :
100.000 berarti 1 cm di peta = 100.000 cm ( 1km ) di lapangan. Berarti 5 cm di
peta = 5 km di lapangan.
b. Arah Bagaimana cara menentukan
arah pada peta? Pada awal bab ini terdapat gambar mata angin. Pada gambar itu
ditunjukkan empat arah mata angin utama yaitu: utara, timur, selatan dan barat.
Penentuan arah yang lebih rinci dapat menggunakan kompas atau busur derajat.
c. Lokasi Menentukan lokasi suatu
tempat terhadap tempat lainnya merupakan gabungan dari penentuan jarak dan
arah. Contoh: Misalkan kita berada di Kota Ambon akan bepergian ke Kota
Masohi di Pulau Seram. Dimana lokasi
Kota Masohi dilihat dari Kota Ambon?
d. Luas
Dengan menggunakan peta kalian dapat
menghitung luas suatu kenam-pakan, misalnya luas hutan, sawah, perkampungan,
pulau dan lain-lain. Apabila kenampakan tersebut memiliki bentuk yang teratur,
seperti segi empat, segitiga, trapesium, atau bujur sangkar, maka luas
kenampakan itu mudah dihitung,yaitu menggunakan rumus-rumus matematika. Akan
tetapi obyek di muka bumi seringkali tidak teratur. Pengukuran luas untuk
bangun yang tidak teratur digunakan cara kisi atau kotak dan potongan garis (sistem
grid). 1. Mengukur Luas dengan menggunakan kisi atau kotak Gambar adalah peta
perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara berskala 1: 50.000 yang akan diukur
luasnya. Alat dan bahan yang dibutuhkan: • Plastik transparan • Spidol
transparan • Penggaris. Kemudian ikuti langkah-langkah persiapan berikut ini:
1) Buat kotak-kotak bujur sangkar dengan sisi 1 cm pada plastik transparan dengan menggunakan spidol transparan.
2) Tumpangkan transparan tersebut di
atas peta yang akan dihitung luasnya (seperti Gambar 6.5).
3) Beri nomor pada kotak bujur
sangkar yang memuat peta lebih dari separo h kotak (lihat Gambar 6.5). 4)
Jumlah kotak bujur sangkar yang memuat peta lebih dari separoh ada … buah ( 12
buah kotak bukan?) 5) Proses penghitungan. Pada peta, panjang sisi kotak bujur
sangkar adalah 1 cm. Skala peta 1 : 50.000. Berarti panjang sisi bujur sangkar
sesungguhnya = 50.000 x 1 cm = 50.000 cm atau 0,5 km. 6) Pada kenyataan
sesungguhnya, luas kotak bujur sangkar kebun kelapa sawit = 0,5 km x 0,5 km =
0,25 km² 7) Jumlah kotak yang bernomor pada kebun kelapa sawit adalah 12 buah,
maka luas kebun itu adalah: 12 x 0,25 km² = 3 km² 2 Mengukur luas dengan
potongan garis Mengukur luas dengan potongan garis tidak jauh berbeda mengukur
luas dengan kotak atau kisi. Langkah persiapan a. Buat garis-garis sejajar
horisontal, pada peta yang diukur luasnya.
b. Buat garis keseimbangan pada
setiap garis batas wilayah yang terletak diantara dua garis horisontal. Garis
keseimbangan ini dibuat tegak lurus terhadap garis horisontal.
c. Hitung luas masing-masing segi empat yang terbentuk dari garis horisontal dan garis tegak. (Perhatikan di bawah). Hitung luas masing-masing segi empat yang terbentuk dari garis horisontal dan garis tegak. (Perhatikan berikut).
e. Ketinggian atau Elevasi
Jika kalian memperhatikan peta
dengan teliti, kalian akan dapat mengetahui ketinggian suatu tempat. Ketinggian
tempat umumnya ditunjukkan melalui simbol warna pada peta relief (bentuk muka
bumi). Contoh: di daratan simbol warna yang digunakan adalah : hijau, kuning
dan cokelat. Warna hijau menunjukkan dataran rendah dengan ketinggian kurang
dari 200 meter. Kenampakan air menggunakan warna biru. Warna biru muda
menunjukkan laut dangkal dengan kedalaman kurang dari 200 meter. Keterangan
tentang warna tersebut dapat dilihat pada legenda.
D. MEMPERBESAR DAN MEMPERKECIL
PETA
Tahukah kamu cara memperbesar atau
memperkecil peta? Memperbesar atau memperkecil peta pada prinsipnya sama dengan
mengubah skala peta. Ada beberapa cara untuk memperbesar dan memperkecil peta,
tetapi yang paling mudah dilakukan dan sederhana adalah dengan cara grid bujur
sangkar. Pada peta yang akan diperbesar atau diperkecil dibuat grid-grid bujur
sangkar dengan ukuran tertentu. Pada secarik kertas yang lain dibuat grid-grid
bujur sangkar dengan ukuran bisa lebih besar (untuk memperbesar peta) dan bisa
diperkecil (untuk memperkecil peta). Salinlah gambar (peta) yang ada pada
kertas yang telah dibuat gridnya. Dari gambar di samping peta A akan diperbesar
dua kali. jika grid di peta A dengan jarak 1 cm maka peta B dengan jarak grid 2
cm. Untuk lebih mudah penggambaran peta B maka grid-grid di peta A dan B diberi
nomor, kemudian pindahkan gambar di peta A ke kertas B sesuai dengan posisinya.
Kelemahan dari sistem grid adalah jika obyek yang akan dipindahkan terdapat di tengah kotak, apalagi kalau gridnya terlalu besar, maka sering terjadi pergeseran posisi. Untuk mengurangi kelemahan ini maka dibuat garis-garis diagonal yang fungsinya untuk mengontrol. Sistem ini disebut dengan Union Jack.
Dari berbagai sumber.
Komentar
Posting Komentar